
Belum keluar hasil resmi pemilihan presiden 2009 dari KPU tidak membuat para pejabat Partai Golkar bersantai. Terlebih hasilnya jauh dari harapan fungsionaris partai tesebut, Dikarenakan pasangan capres dan cawapres yang mereka usung bersama Partai Hanura berada dalam urutan buncit hasil sementara penghitungan KPU.
Gejolak internal Partai Golkar pasca pemilihan presiden ini dijadikan momentum untuk memaksa munas dalam rangka melaksanakan pergantian Ketua Umum. Sebagai Ketua Umum, Jusuf Kalla memang tidak mengambil langkah-langkah persiapan penggantian dirinya. Namun desakan dari berbagai Ketua DPP seperti Muladi yang berharap Jusuf Kalla mengadakan Munas perihal penggantian ketua umum orang nomor satu di partai beringin tersebut.
Kandidat ketua umum Partai Golkar dikabarkan sudah menggalang dukungan dari DPD I (Provinsi) dan II (Kota & Kabupaten), ada dua kandidat untuk diusung menjadi orang nomor satu di Partai Golkar yaitu Aburizal Bakrie dan Surya Paloh.
Bila tetap dipaksakan Munas sebelum pelantikan pemenang pilpres, hasil pemenang Munas akan menentukan arah Partai Golkar sebagai oposisi atau membuang harga diri bersanding dengan sang pemenang versi quickcount (Demokrat and 'd geng).