Senin, 13 Juli 2009

Golkar Segera Berbenah.


Belum keluar hasil resmi pemilihan presiden 2009 dari KPU tidak membuat para pejabat Partai Golkar bersantai. Terlebih hasilnya jauh dari harapan fungsionaris partai tesebut, Dikarenakan pasangan capres dan cawapres yang mereka usung bersama Partai Hanura berada dalam urutan buncit hasil sementara penghitungan KPU.

Gejolak internal Partai Golkar pasca pemilihan presiden ini dijadikan momentum untuk memaksa munas dalam rangka melaksanakan pergantian Ketua Umum. Sebagai Ketua Umum, Jusuf Kalla memang tidak mengambil langkah-langkah persiapan penggantian dirinya. Namun desakan dari berbagai Ketua DPP seperti Muladi yang berharap Jusuf Kalla mengadakan Munas perihal penggantian ketua umum orang nomor satu di partai beringin tersebut.

Kandidat ketua umum Partai Golkar dikabarkan sudah menggalang dukungan dari DPD I (Provinsi) dan II (Kota & Kabupaten), ada dua kandidat untuk diusung menjadi orang nomor satu di Partai Golkar yaitu Aburizal Bakrie dan Surya Paloh.

Bila tetap dipaksakan Munas sebelum pelantikan pemenang pilpres, hasil pemenang Munas akan menentukan arah Partai Golkar sebagai oposisi atau membuang harga diri bersanding dengan sang pemenang versi quickcount (Demokrat and 'd geng).

Minggu, 12 Juli 2009

Mahasiswa pun Terlibat di Tim Sukses Capres.


Tim sukses pasangan capres-cawapres membentuk kelompok relawan dengan mengatasnamakan kaum muda. Tujuannya meraih hati pemilih pemula. Sebut saja Kaum Muda Indonesia (KMI) yang mendukung pasangan SBY-Boediono, Poros Muda Indonesia (PMI) yang mendukung pasangan JK-Wiranto, dan Garda Muda Indonesia (GMI) yang mendukung Megawati-Prabowo.
Bahkan beberapa tim relawan itu sudah memasuki kampus-kampus di seluruh Indonesia, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta. Tidak itu saja, mereka juga membentuk sayap-sayap dukungan baru untuk memaksimalkan dukungan kepada pasangan capres-cawapres.
Fakta menakutkan karena seharusnya para aktivis yang bergabung bersama salah satu pasangan capres dapat menanggalkan atribut mahasiswa demi terjaganya netralitas mahasiswa dan sesuai dengan perjuangan mahasiswa sebagai agen perubahan.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan anak muda merupakan salah satu faktor yang masih sangat diperhitungkan dukungannya dalam pilpres. Dengan adanya dukungan dari anak muda, bisa menambah kepercayaan diri para capres-cawapres pada saat berlaga di pilpres kemarin.
Saat pilpres pun kelar apa mereka akan membaur lagi dengan kawan-kawannya tanpa mengusik sepak terjang masing-masing di Tim Sukses Capres masing-masing?

Selamat Menjabat Sebagai Anggota DPR ye....


Melangkah dengan pasti ke Senayan....fiuh-fiuh....
Putra
bungsu SBY Edhie Baskoro atau akrab disapa Ibas akhirnya melenggang kangkung menuju Senayan. Bahkan untuk perolehan suara pemuda berperawakan ceking ini mengukuhkan diri sebagai caleg yang meraih suara terbanyak di antara seluruh caleg secara nasional.
Berdasar hasil rekapitulasi KPU, di dapil Jatim VII (Ngawi, Pacitan, Magetan, Ponorogo, dan Trenggalek) Ibas memperoleh 327.097 suara. Bahkan urutan peraih suara kedua hanya mampu mengumpulkan 74.958 suara.

Jika dipersentasekan perolehan suara Ibas dengan bilangan pembagi pemilih (BPP) di dapilnya, yang juga merupakan yang tertinggi secara nasional, perolehan suaranya mencapai 177,6 persen dari BPP. Artinya, lebih dari 1,5 kursi yang diraih Demokrat di dapil itu merupakan sumbangsih putra SBY tersebut. Rekor Hidayat Nur Wahid pada pileg 2004 pun kini dipecahkan lelaki yang dikabarkan sedang memadu kasih dengan Aliya Hatta putri Mensesneg Hatta Rajasa tersebut.
Pada Pemilu 2004, di tanah kelahiran SBY, Demokrat menempati urutan keempat, dengan 10,67 persen suara, dan hanya meloloskan satu calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Pada pemilu ini, daerah pemilihan VII Jawa Timur mendapat jatah delapan kursi.
Untuk bisa menang dalam pemilu legislatif, bukan rahasia umum lagi jika kekuatan modal berperan penting. Besarnya ongkos kampanye pun sudah pasti menjadi konsekuensi logis dari kemenangan Ibas. Anggota DPR dari PDIP Hasto Kristianto yang kebetulan dalam pileg kemarin satu dapil dengan putra mahkota itu, mengungkapkan, Ibas menganggarkan begitu banyak dana untuk kampanye. Dan itu sebuah angka yang sangat fantastis untuk seoarang anak muda yang tidak memiliki sumber penghasilan pribadi.

WOW....Gila bener 'cing, dari mane ye tuh duit?! khan menurut audit KPK orang tua beliau ini adalag capres paling miskin

Pilpres kelar tapi DPT selalu kaga kelar-kelar


Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary, secara tidak langsung mengakui daftar pemilih tetap (DPT) bermasalah lewat tandatangan dalam laporan bersama tim sukses Mega-Prabowo dan JK-Wiranto. Hal ini dinilai akan menyebabkan timbulnya gugatan terhadap hasil pilpres yang dilaksanakan 8 Juli lalui. Pendapat berbeda dilontarkan oleh Direktur Eksekutif Cetro, Hadar Gumay, mengatakan tidak serta merta DPT bermasalah dapat dijadikan bahan untuk mendelegitimasi pilpres.
Pendapat boleh berbeda atau mungkin saja hasil akan berbeda dengan pencontrengan sebenarnya.
Ada apa sebenarnya bangsa ini sekarang, tahun 2004 saat pertama kali digelarnya pemilihan presiden secara langsung tidak sampai begini masalah DPT tapi sekarang pemilihan presiden yang kedua kalinya malah amburadul.
Apa kelak kejadian di pemilihan gubernur Jawa Timur akan terjadi di Indonesia?
Ya tidak ada yang mengerti da apa sebenarnya, hingga salah satu pasangan capres memasang iklan satu putaran dengan menyamakan demokrasi dengan nominal Rp 4 Triliun. Tidak mustahil juga bilamana biaya kampanye beliau tersebut sampai dengan pelantikan nanti lebih dari Rp 4 Triliun.